Kabupaten Kapuas Catatkan Rekor MURI Bermain Kecapi Sambil Bersenandung Karungut oleh Peserta Didik Terbanyak
Forum Hukum. id-Kuala Kapuas, Pemerintah Kabupaten Kapuas kembali mencatat sejarah dalam pelestarian budaya daerah. Acara Pencatatan Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Bermain Kecapi Sambil Bersenandung Karungut oleh Peserta Didik Terbanyak, sekaligus Pencanangan Penggunaan Lawung/Sumping di Lingkungan Sekolah pada Hari Tertentu Tahun 2025, berlangsung meriah walau sedang diguyur hujan, bertempat di Rumah Betang Maggatang Utus, Kelurahan Sei Pasah, Kecamatan Kapuas Hilir, Senin (8/12).
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Plt Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Leonard S. Ampung, yang mewakili Gubernur Kalimantan Tengah. Turut hadir Bupati Kapuas HM Wiyatno, Wakil Bupati Kapuas Dodo, Sekda Kapuas Usis I Sangkai, unsur Forkopimda, para Kepala Perangkat Daerah lingkup Pemkab Kapuas, serta Ketua TP-PKK Kabupaten Kapuas Ny. Hj. Siti Saniah Wiyatno, Ketua GOW Kabupaten Kapuas Ny. Hertitati Dodo, dan Ketua DWP Kabupaten Kapuas Ny. Silvya Veronita Usis I Sangkai, serta Damang Adat 17 Kecamatan se Kabupaten Kapuas.
Bupati Kapuas HM Wiyatno menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar upaya memecahkan rekor, melainkan momentum penting untuk membangkitkan kembali kecintaan generasi muda terhadap budaya Dayak.
“Hari ini bukan hanya tentang rekor, tetapi tentang kebangkitan jati diri budaya Dayak di Kabupaten Kapuas. Para peserta didik memainkan kecapi dan melantunkan karungut, warisan leluhur yang menjadi media mendidik dan membentuk karakter masyarakat sejak dahulu,” ujarnya.
Bupati juga menekankan nilai-nilai besar dari Huma Betang, yakni Handep (gotong royong), Hapakat (musyawarah), dan Hinting Pali (aturan adat), yang menurutnya sejalan dengan dunia pendidikan dan perlu terus diwariskan kepada peserta didik.
Lebih lanjut, Bupati secara resmi mencanangkan penggunaan Lawung/Sumping di sekolah pada hari-hari tertentu sebagai simbol penguatan pendidikan karakter berbasis budaya Dayak.
Ditempat yang sama, Gubernur Kalimantan Tengah melalui sambutan yang dibacakan Plt Sekda Kalteng Leonard S. Ampung, menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif Kabupaten Kapuas dalam melestarikan budaya daerah. “Rekor MURI tentu bukan tujuan utamanya, tetapi untuk menanamkan rasa cinta dan bangga atas budaya Dayak kepada generasi muda, khususnya pelajar di Kabupaten Kapuas,” ujar Plt Sekda.
Dirinya juga mendorong agar penggunaan lawung dan sumping, bahkan penambahan unsur budaya lain seperti duri salamean, dapat memperkuat industri kreatif lokal. Dengan begitu, masyarakat juga dapat merasakan peningkatan perekonomian melalui produksi atribut budaya.
Plt Sekda menekankan pentingnya pelestarian budaya di tengah arus globalisasi dan digitalisasi. “Anak-anak kita tidak boleh kehilangan identitas dan jati diri karena merekalah calon pemimpin daerah dan bangsa. Budaya dan nilai-nilai luhur lokal harus terus kita lestarikan,” tegasnya.
Leonard juga menyampaikan pesan khusus kepada para pelajar, di antaranya Berani bermimpi setinggi langit dan menjalani proses dengan tekun, Menjunjung adab sebagai hal yang utama, Menghindari pengaruh negatif seperti pergaulan bebas dan narkoba.
Sebelum mengakhiri sambutan, Plt Sekda secara resmi menyatakan pencatatan Rekor MURI dan pencanangan penggunaan lawung/sumping di sekolah dimulai.
Kegiatan yang diikuti oleh sebanyak seribu peserta didik mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA ini menjadi bukti nyata komitmen Pemkab Kapuas dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal. Selain mencatatkan rekor nasional, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi budaya, menanamkan karakter, serta meningkatkan kebanggaan generasi muda terhadap identitas Dayak.
Pemkab Kapuas berharap gerakan ini dapat terus berkelanjutan dan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam menjaga budaya Nusantara di tengah perkembangan zaman. (Tt FH).
