LegislatifMurung Raya

Warga Puruk Cahu Bongkar Median Jalan Ahmad Yani, Dinilai Sebabkan Genangan Air…!!!!

Forum hukum.IdPuruk Cahu – Aksi warga Kota Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya, membongkar median pembatas jalan di kawasan Jalan Ahmad Yani, tepatnya sekitar Muara Polubasan, viral di media sosial TikTok pada Jumat (4/10). Median tersebut sebelumnya dibangun oleh pemerintah pasca terjadinya kecelakaan maut di lokasi yang sama beberapa waktu lalu.

Namun, hujan deras yang mengguyur kota Puruk Cahu sejak jum, at malam hingga sambut pagi terus mengguyur lebat, sehingga membuat warga geram. Pasalnya, air hujan yang biasanya lancar mengalir kini justru terhambat akibat keberadaan median. Genangan air pun meluap hingga masuk ke rumah-rumah warga di sekitar lokasi.

“Dulu air tidak pernah sampai masuk rumah. Sejak median ditutup, arus air tersumbat dan malah merembet ke pemukiman,” ungkap salah seorang warga di sekitar Jalan Ahmad Yani dalam pesan suara whatsapp ke media ini.

Sementara itu, seorang anggota DPRD Kabupaten Murung Raya dari Komisi III Sutrisno., S.T Praksi Gerindra yang sempat dihubungi via panggilan whatsapp untuk dimintai tanggapannya selaku perwakilan rakyat dapil pilihan satu ( Dapil 1 ) sehubungan pembongkaran media pembatas jalan sebagai bentuk aksi warga setempat.

Ia sebutkan sebubungan dengan pembangunan media pembatas jalan di area muara pulobasan jalan Ahmad Yani.

“Latar Belakang Pembangunan Median jalan tersebut dibangun oleh pemerintah daerah murung raya sebagai langkah pencegahan kecelakaan lalu lintas ” Terang Sutrisno.

Sambungnya” Lokasi itu sebelumnya menjadi titik rawan, bahkan sempat terjadi tabrakan maut yang menelan korban jiwa. Pembangunan median dinilai penting untuk membatasi arus kendaraan agar lebih tertib” Imbuhnya.

Namun, ” niat baik pemerintah itu dinilai belum mempertimbangkan kondisi drainase kota. Saluran air yang tidak diperlebar atau dipersiapkan dengan baik membuat debit air hujan terhambat, sehingga berpotensi menimbulkan banjir lokal saat hujan deras, dan ironisnya justru makin menyusahkan warga setempat di area muara polubasan dan sekitarnya ” Tegasnya

Menyikapali respons warga sebagai bentuk protes terhadap eksistensi median pembatas jalan yang sengaja dibongkar paksa, karena dinilai bukanya membawa dampak perubahan yang positif.

“Bagi kami masyarakat, keselamatan lalu lintas memang penting, tetapi kebutuhan mendesak kami sebagai warga yang sering mengalami kebanjiran adalah saluran air yang lancar agar rumah tidak terendam. Karena itu, warga secara swadaya membongkar median sebagai bentuk protes” Tegas seorang warga di lokasi pembongkaran median tersebut.

“Kalau hanya bikin jalan aman tapi bikin rumah kami kebanjiran, sama saja tidak ada solusinya,” ujar warga lainnya.

Kembali ke Sutrisno.S.T politisi Praksi Gerindra di DPRD Murung Raya sebutkan penilaianya yang dari sisi teknis. Menurut hematnya, ia menilai permasalahan ini muncul karena tidak adanya kajian teknis komprehensif sebelum pembangunan median. Idealnya, pembangunan pembatas jalan disertai dengan rekayasa drainase yang memadai.

“Pembangunan median tidak bisa dipisahkan dari analisis tata ruang dan drainase. Kalau drainase tersumbat, risiko banjir jauh lebih besar daripada manfaat median itu sendiri,” jelas Sutrisno dari kacamata teknis.

Hingga kini, pihak pemerintah daerah maupun dinas terkait belum memberikan keterangan resmi terkait pembongkaran median oleh warga. Publik menanti apakah median akan dibangun kembali dengan desain berbeda, atau dicarikan solusi lain yang tidak merugikan masyarakat.

Kejadian ini sekaligus menjadi pengingat bahwa setiap kebijakan pembangunan di ruang publik perlu mempertimbangkan aspek keselamatan, kenyamanan, dan lingkungan secara seimbang. (Alb – FH)